Senin, 16 September 2013

Dengan mengucap Basmalah

kau bilang ini namanya anugrah
cinta suci seputih kertas
lugu tak bernoda
murni seputih susu…………….

kau bilang ingin menjaga
menggenggam erat tangan ku
tanpa tali nyata
tapi kuat ku rasa………..

kau bilang ingin bersama ku
tak akan pernah melepaskan ku
memeluk erat tubuh ku
sampai sesak nafas ini…………..

kau bilang kau selalu rindu
disetiap kebersamaan bersama tak pernah hilang dari ingatan
tersenyum sebelum tidur hanya unk mengingat senyum ku
dan berdoa agar esok hari dapat melihat senyum ku kembali………..

kamu, aku dan kita
memiliki kenangan yang indah
seindah bintang di jagad raya ini
yang tak akan habis tertelan zaman……………..

seuntai kata dan perasaan,
jiwa yang lelah untuk mencari cinta yang lain
Dengan mengucap Basmalah ,telah ku labuhkan rasa ini hanya untuk mu
tak akan ku ingat masa lalu, demi sang masa depan ku………..

Yes I remember



Siang ini, matahari terlihat malu menampakan dirinya. Tapi aku harus siap mengantarkan HP dan dompet ayah yang tertinggal dirumah ke kantornya. Ku berhenti sejenak di ufuk pintu dan menatap ke langit. “mungkin kau akan menangis hari ini, tapi tunggulah sampai ku kembali kerumah. Agar aku dapat melihat tangisanmu dengan hangat”. 

                Ku mulai memutar roda sang jagoan untuk pergi. Aku termangu memandangi jalanan. Lihatlah betapa sibuknya kendaraan-kendaraan itu berseliweran dihadapan ku. Sesekali bunyi telakson mengagetan jantung ku, memberi tanda betapa terburu-burunya mereka untuk segera pergi.

                Tak lama ku memacu kuda besi ku dengan cepat, sampailah aku di depan halaman kantor ayah. Tak lama setelah ku parkirkan motor ku di bibir jalan.
“assalamualaikum tante ini mi, apakabar? “ sapa ku di telepon dengan salah satu rekan ayah.
“walaikumsalam hey mi, kabar baik J kamu sendiri bagaimana? “
“alhamdulillah tante, mi baik juga J. Oiya tante di ruangan ada ayah ga? Mi udah ada di depan gedung. Maaf tante sebelumnya, boleh mi minta tolong panggilkan ayah untuk turun ga ? J
“masuk aja mi sini keatas,tidak apa-apa ko”
“hehehe ga enak tante, lagi pula susah parkirnya masuk kedalam sudah penuh”
“oiya yah, ya nanti tante kasih tau ayah mu, ni dia lagi turun. Tunggu sebentar ya mi J
“ iya tante terimakasih sebelumnya. Assalamualaikum”
“ iyah sama-sama . walaikumsalam”

                3 menit kemudian, di ujung tangga ku melihat ayah datag menghampiri. Sapa hangat dari wajah sejuknya membuka pertemuan kami.
 “ assalamualaikum, sudah sampai mi?”.
 “iya yah, ini hp dan dompetnya. Lain kali jangan sampai lupa lagi atuh :D” ledek ku dengan ayah.
“ hehe iyah, ya namanya juga lupa tak bisa disalahkan toh :D*tertawa halus*” sepertinya ayah tak mau kalah dengan perkataan ku ini hehehe.
“iyaa,,,nanti kalo tertinggal lagi bakal minta ongkos kirim nih kayaknya :D hahaha” guyon ku pada ayah
“hahaha kamu ini, ni buat beli makan. Ayah tau kamu pasti laper kan kalo udah jam segini.” Ayah menjulurkan tangan nya dan memberiku selembar uang kertas untuk membeli makanan hahah, ayah memang royal kalo soal makanan ke aku.
“mheheh mi ga minta loh yaaaa, :D tapi emang bener mi laper yah hehe” ledek ku malu-malu.

                Ku akhiri pertemuan ku dengan mencium tangan ayah siang tadi. Segera ku meluncur dengan gesit dengan kuda besi ku ini. Terlihat jelas di spion mungil ku ini, ayah masih berdiri melihat kepergian ku hinggu ku menghilang di pertigaan jalan. 

                Ya, sampai saat ini langit masih terselimut kegelapan nya. Khawatir karna aku tak membawa jas hujan ku pacu terus kuda ini. Tak sadar beberapa titisan mendarat di kaca helm ku. “ hay malaikat hujan yang tampan nan rupawan. Bisa kah kau tahan sebentar tangisan mu?. Biarkan anak kecil ini terlebih dahulu mendaratkan tubuhnya di sofa empuk di tengah ruangan”. Teriak ku dengan kencang. Entahlah tak terfikir apakah orang disamping ku yg sedang berkendara juga ikut mendengarkan percakapan konyol ku itu dengan sang malaikat hujan atau tidak. Tak ku perdulikan karna yang dibenak ku hanya cepat sampai rumah.

                Aku kembali menghela nafas. Jalanan menuju rumah lumayan senggang. Beberapa saat tiba dirumah malaikat hujan pun benar-benar menangis hingga membuat jiwa inii terasa menggigil dibuatnya. Entah apa yang membuatnya hingga pagi ini mangis. Andai aku bisa mengetahui kesedihan mu itu, akan ku buat diri ini sebagai badut penghibur.

                Jreeng..jreengg.jreng.. petikan gitar mengantarkan ku pada siang yang sejuk nan gelab. Kadang aku suka memainkan gitar disaat berbagai situasi. Entahlah terkadang sang jiwa inilah sebagai pemersatu keadaan. Masih sambil memainkan gitar, aku pun membuka laptop ...

                 Baru ingin mengetik kunci pasword di laptop , seorang pengamen wanita mendendangkan nyanyiannya di teras rumah. Aku sempat terkejut, sejenak ku terdiam dalam hanyutan lagu sang pengamen wanita tersebut.

                I remember…The way you glanced at me, yes I remember
     I remember…When we caught a shooting star, yes I remember
     I remember.. All the things that we shared, and the promise we made, just you and I

Sambil menyenandungkan lagu yang familier itu, sepotong kisah  pendek terlintas dikepalaku. Cerita tentang seseorang yang pernah menjadi istimewa. Untaian memori yang secara otomatis muncul ketika lagu dari mocca ini terputar. Terdengar berlebihan memang , sudahlah aku tak ingin terlarut dalam emosi yang tidak perlu. Ku keluar dan memberikan selemar kertas pada wanita pengamen tersebut. Ku lirik ia tersenyum pada ku. 

                Apakah semesta telah memaksa ku mengingat nya lagi lewat pengamen separuh baya tadi. Entahlah , dibenak ku saat ini hanya ingin bertemu denganngan nya mungkin sekali lagi. 

“Tengnong”..suara pemberitahuan bahwa ada pesan masuk di hp. Dan kau tiba-tiba muncul. Ya kau muncul. Seperti malaikat yang dikirim semesta dari antah-berantah. Dengan kata sepatah mu itu kau menegur ku lagi. Tidak pernah ku  berfikir bahwa hal ini akan terjadi. Mungkin sedikit berlebihan dalam sebuah andai-andai, tapi inilah nyatanya. 

Siang hari yang sejuk menjadi saksi. Sekian hari kau acuhkan aku, kau diamkan aku dan menghilang, Kau ingin bertemu dengan ku malam ini. Berputar. Dalam pusarannya aku terhisap. Dalam pusarannya aku menunggumu, menunggumu. Menunggu sambil berharap sepenuh jiwa agar penantianku tidaklah sia-sia dilalap waktu. 

Ku senandungkan sisa lagu tadi. Lagu yang telah memberikan sejuta memori di kepala ku. Di akhir pekan , di bawah pohon rindang, di depan danau yang sejuk, yang masih menyisahkan lagi banyak pertanyaan.

And the way you smile at me,Yes I remember


 

Minggu, 15 September 2013

I just need to sit down and listen to you. Everything you want to tell.

Dan aku pun merindukan sisa-sisa udara di akhir pekan
Udara yang menembus cela-cela rambutku ku
Hembusan angin membelai pipi ku
Dan peluk erat sela-sela mata

Ayuhan pedal sepeda terus berlanjut
Menaiki terjalnya jalan dengan sesak
Sungguh membuat segar jiwa
 Dan membuat lingkaran senyum manis yang paling dirindukan

Sebenarnya, aku ingin mendengarkan begitu banyak cerita mu sekarang ini, genggaman erat tangan mu seakan tak ingin ku jauh dari mu dan semua nya tentang kebersamaan. Namun, kamu pun tahu itu semua tak ingin kau lakukan lagi untuk ku. Sesungguhnya lebih banyak cerita yang kau lontarkan membuat diri ku semakin mempercayaimu. Semua ku hancurkan seketika. Membuat kau lelah dengan sifat. Siang itu telah kurasakan angin panas yang melintas cakrawala hati . ku fikir kau hanya salah mengartikan perkataan dan maksud ku. Tersimpulkan jelas di fikiran ini. Aku bersalah atas semua tingkah laku ku yang telah membuat diri tak lagi peduli padaku . bukan kah telah ku lontarkan kata maaf dengan sepenuh hati, namun itu tak kau pandang dengan sungguh-sungguh.

Namun sekali lagi bolehkah kau lakukan hal ini. Sekali ini saya mohon sekali ini.
I just need to sit down and listen to you. Everything you want to tell. About your silly day. Your happy day. Bad traffic. Those silly people. This silly country. This silly world and everything. Tetapi saat itulah saya menemukan kenyaman yang selalu saya cari. Ya, nyaman sekali .

Andai semua peristiwa bersama mu dapat ku simpan di lemari besi terjaga, mungkin ku akan meminta alam semesta memutar kembali sehingga dapat ku putar setiap saat seperti kotak musik di pojok kamar.
Nyamannya saat bersamamu tak membuatku terbujur kaku melumut membasi. Tapi membuatku terasa begitu indah seperti bintang yang bersinar manis dimalam hari.

Barusan,
Malam ini ku melihat senyum mu di bintang, seperti manisnya gunung yang telah menakhlukan hatimu. Setidaknya , ada kamu yang selalu disitu, dibawah bintang dengan senyum mu yang selalu dirindukan.
Berkali-kali ku sapa namun tanpa balas. Jika tujuan mu hanya untuk membuat ku khawatir kala itu, kamu berhasil. Sebenarnya bukan hanya khawatir, aku takut.

Oh tuhan,,
Buatlah saya pulang kehatimMU dan mendengarkan dengan jelas apa yang kau katakan, buatlah saya menjadi pribadi yang dewasa agar dapat memahaminya lebih dalam.

Sudahlah, aku mencoba untuk tidak terlalu banyak memikirkannya lagi. Kamu teruskan saja semua rencana-rencana mu. Biarlah doa tulus ku tetap terjaga untuk mu. Atas nama kita, aku akan selalu baik-baik saja.

*cerita pendek sependek pendeknya*